Diri ini bertanya (dalam hati), "mengapa angka diciptakan?
Untukkah : kalkulasi, standarisasi, aktualisasi, visualisasi, materialisasi, rasionalisasi (persepsi).
Ataukah : belum terkonseptualisasi dalam proses i-sasi yang lain.
Dalam hidup, manusia selalu mengalkulasi,
deret-deret angka membayang menghantui, ketika
nilai menjadi tak bernilai (lagi) dalam standarisasi semu.
umur senantiasa menghakimi, ketika aktualisasi diri terstigmatisasi.
waktu semakin banyak terlewati dalam hegemoni visualisasi komersialisasi materi.
Semua terkristalisasi dalam 'sesal' dan 'harap'.
Kehidupan dipenuhi angka-angka yang menjustifikasi.
Dari mana datangnya angka-angka itu?
Mengapa begitu mendistorsi?
Mengapa selalu mengintimidasi?
Kalkulasi manusia bagai deret hitung.
Sementara, pemberian Tuhan melebihi 'multiplikasi' deret ukur.
Supaya menjadi manusia yang beruntung, maka (lagi-lagi) janganlah lupa bersyukur.
.:: Sudahkah kita mengestimasi kalkulasi berat timbangan amal-dosa kita di Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan kelak?::.
Akankah hasilnya diantara: 1234567890
Wallahu a'lam bishowwab.
Salam angka
di 17062010; 18:46 WIB
semester ke-6
tahun ke-3
usia 20+,
ipk: 3,--
..
.
-Kf-
No comments:
Post a Comment