Hari Jumat, hari yang penuh berkah. Begitu kata kebanyakakan orang. Seperti itu pula yang kurasakan kemarin. Aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk introspeksi diri dan dianugerahi teman-teman hebat yang bisa memotivasi. Menurutku itu berkah yang tak terhitung harganya.
Pagi hari dimulai dengan aktivitas berkejaran dengan waktu dalam menyelesaikan 'take home exam' Militer dan Politik. Ya Tuhanku, anugerahilah kepadaku kemampuan otak yang 'encer' dan kenikmatan yang luar biasa dalam belajar. Seharusnya, aku mulai memberikan porsi yang lebih besar kepada kuliah, apalagi semenjak ada telepon pemberi peringatan (baca:perhatian) dari Karya Salemba Empat, pemberi beasiswaku selama ini. Yups, AKU HARUS RAJIN BELAJAR! Tidak ada pilihan lain bagiku. Tidak ada alasan dan alibi kuat yang bisa menyelamatkanku pada pembenaran-pembenaran lain. Waktuku cukup dan fasilitas sudah tersedia dengan baik. Semua kembali ke diri. Dan itu yang menjadi masalahku selama ini: Manajemen Diri. Ya Allah, dengarlah pintaku yang terdalam. Diri ini tidak mau menjadi hamba-Mu yang merugi!
Setelah satu urusan selesai, bersegaralah mengerjakan urusan yang lain. Satu demi satu, hingga selesai semuanya. Itu hukum alam (sunatullah). Sekembali ke kamar kos yang melenakan, aku ingat janjiku kepada temanku yang seang butuh pertolongan. Saat itu aku merasa sangat 'hectic' dan tak berdaya untuk membagi waktu. Tetapi kemudian aku sadar, kepuasan setelah menolong orang lain, menyempatkan waktu untuk meringankan beban orang lain, akan memberikan kemenangan hati yang luar biasa. Dan, alhamdulillah selesai jualah urusan men'translete'-kan artikel temanku ke dalam bahasa Inggris.
Siangnya, aku ke KUI. Selalu ada 'spirit' baru, walaupun kadang produktivitas diri menjadi permasalahan lain. Kalau itu, tergantung situasi dan kinerja diri. Tidak terasa, badan ini lemas dan perutku melapar dengan sangat karena belum makan seharian. Akhirnya aku mengajak teman-teman untuk melakukan ritual 'nge-ttack' yang sangat sakral bagi KUI-ers. Namun apa yang terjadi di luar sana? Di luar Kantor Urusan Internasional? Rupanya, hujan deras mengguyur kawasan Bulaksumur, dan sekitarnya. Langit menangis sekencang-kencangnya seakan hendak memrotes sesuatu. Kami tidak mengompromikan keadaan. Walau badai menghadang, urusan perut tetap menjadi pilihan, tidak bisa dinegosiasikan. Kami pun nekat menerjang segala rintangan alam, hujan, petir, badai. (Ehmm, agak lebay ini)
Hujan yang kami lihat, bukan hanya kamuflase. Hujan yang kami rasakan sungguh dahsyat. Banjir bahkan menggenangi hampir sebagian besar kawasan UGM, mulai dari jalan depan FEB-FIB, sampai depan GSP. Tapi tak apalah toh baju dan sepatuku sudah lumayan basah semua. Pikirku, aku bisa dengan segera mempercepat laju motorku. Dengan gas yang agak aku paksakan, tak kuduga motorku seakan tertahan. Tak ada daya untuk melaju lagi. Dan STOP. Berhenti. Tepat di tengah bunderan UGM, ketika aku hendak berbelok ke arah GMC dan KOPMA. Wow. That's GREAT. I just realized that I run out my fuel. ( Kiki, oh Kiki. Kiki memang tetaplah Kiki. Kapan kamu dewasa, Nak? Bahkan untuk mengisi bensin pun kamu tidak awas. Lebih telitilah kepada kehidupan di sekitarmu!)Aku sering prihatin kepada diri sendiri. Mulai hal sekecil ini seharusnya aku bisa peduli. Sebagai latihan untuk mendisiplinkan diri. Namun yang selalu terjadi, peristiwa hanya menjadi celah, bukan menjadi jendela-yang bisa membukan mata hati dan otak, sebagai pembelajaran. Terlebih lagi, agar tidak terjatuh dalam lobang yang sama. Itulah orang yang paham, yang bisa mengambil hikmah dari kesalahan yang pernah dilakukan.
Okelah kalau begitu, aku harus mendorong motor. Dalam kondisi basah kuyup. Hujan-hujanan. Masih bersyukur aku ditemani seorang teman. Masih bersyukur aku memakai jas hujan. Dan kembali lagi, ada teman yang bisa diandalkan untuk menolong. Teman yang sama dengan kasus yang sama. Sebelumnya temanku ini juga menolongku ketika waktu itu motorku macet, karena diantaranya bensinnya habis (selain harus diganti aki, oli, dan pemantik mesinnya). Oh memang waktu itu motorku sedang agak 'cerewet' dan membutuhkan 'treatment' di salon motor.
Baiklah, aku bersyukur tidak sendirian sore itu. Berbasahan dalam hujan adalah hal yang selalu kurindukan. Dan sore itu, aku bertemu yang aku rindukan. Sampai akhirnya, Alhamdulillah, aku bisa makan dengan lahap di KFC walaupun dengan badan yang menggigil kedinginan.
Malamnya..
Hari itu aku berjanji untuk memberikan lembaran wasiat (baca: daftar perusahaan2 yang potensial untuk kerjasama sponsorship). Karena sore itu hujan ternyata sebegitu derasnya, temanku memberitahukan bahwa malam ini saja dia akan mampir ke kosku. Baiklah, akhirnya jam 7 malam dia di sudah di depan kos. Aku mempersilahkannya masuk dan duduk di depan kosku yang sempit. Di teras kosku yang lebih tepat disebut sebagai tempat parkir atau mungkin toko motor. Kami mengobrol, terutama tentang persiapannya menuju Eropa, Belanda, tepatnya.
Banyak kejutan yang aku dapatkan. Terutama, cerita tentang akhirnya dia akan mengajak Ibunya ke Belanda. Wah, ibu mana yang tidak akan bahagia dan bangga anaknya menawarkan perjalanan ke Eropa bersama, terlebih di hari-hari bertepatan dengan ulang tahun sang Ibu. Wah, sungguh terharu bahagia mendengar berita terbaru itu. Dia juga bercerita banyak hal, dan tak bosan aku mendengarkan, sekaligus belajar banyak hal. Dia mengatakan bahwa sebelumnya sudah akan mem-booking Qatar Airlines, namun suatu kebetulan ketika itu ada pameran tiket pesawat, dan Garuda sedang promo untuk penerbangan perdana ke Eropa dengan strategi 'beli 1 tiket, bonus 1" Dan akhirnya, karena itulah dia memutuskan untuk membeli tiket Garuda, dengan bonus trip Eropa bersama Ibu tercinta.
Wah, ceritanya selalu menginspirasi. Kapan yaa, aku mengajak orang tuaku melancong ke luar negeri. Ya Allah, Engkaulah Sang Pemberi Keajaiban! Engkau Jualah Sang Pembuka Jawaban! dan Juga Pemberi Harapan Terbesar dalam hidup. Semoga tiba saatnya nanti aku juga membahagiakan orangtuaku dengan cara demikian. Akhirnya pembicaraan terus berlanjur ke 'Food Fest' karena memang kami berdua belum makan. Banyak hal yang di-sharing kan, pembicaraan tentang aktvitas dan pergaulan di kampus, cerita masa kecil, pengalaman AFS, beberapa kasus pribadi yang berjanji akan kujaga kerahasiaannya, sampai urusan bisnis dan kiat-kiat suksesnya. Wah, kadang aku sempat berpikir. Oh God! Temanku ini masih mahasiswa, seumuranku. Namun pengalamannya bergaul, beinteraksi, berkoneksi dan bersilaturahmi dengan berbagai kalangan sungguh sangat langka.
Kemudian, setelah kami kenyang, dia terlihat lelah dan mengantuk. Rupanya lima hari ini dia tidur cuma 3 sampai 4 jam, karena harus membagi waktu antara ujian di kuliah dan urusan dengan 'klien'. Better to go home soon, I think. Apalagi pagi hari keesokan, dia harus mengejar rizki dan menyambung tali silaturahmi di Sragen. Sungguh non-stop productivity.
Ketika aku merefleksikan ke diri. Ini memotivasiku untuk lebih berusaha lagi, bekerja keras, dan ulet dalam berjuang. Ya Allah, kapan aku memiliki kualitas diri seperti itu. Terimakasih sobat telah mau membagi waktumu yang mahal harganya. Kapanpun butuh teman bercerita, aku akan dengan seksama mendengar, untuk belajar dan agar bisa 'berpijar', lebih terang lagi.
Sungguh Jumat hari yang lengkap. Melengkapiku dengan berbagai cerita yang kubingkai dengan semangat motivasi diri untuk berjuang lebih baik lagi. Terimakasih kepada teman-temanku yang mengisi salah satu Jumatku di bulan April ini. Mari kita terus berjuaaaaang!
Salam penuh pengharapan, -KF-
No comments:
Post a Comment