Ouh, Sapardi Djoko Damono, Piek Ardijanto Soeprijadi, Taufik Ismail, Hartoyo Andangdjaya, Chairil Anwar, Toto Sudarto Bachtiar, Zawawi Imron, dan masih banyak nama lain. Mereka adalah sastrawan yang menghiasi masa beliaku. Mereka pula yang telah menemaniku dalam puluhan festival seni di Kota (Blitar;red), serta mengantarku ke berbagai kompetisi di Sidoarjo, Madiun, dan Banyuwangi. Serta mendampingi adikku ke Gresik. Bahkan yang menerbangkannya mewakili provinsi di Kalimantan Timur.
Aku sungguh rindu berpuisi. Aku rindu menginterpretasikan setiap katanya. Aku haus akan ketatnya kompetisi. Aku mendambakan (lagi) latihan vokal, penjiwaan, mimik wajah, gesture, posture, dan semua yang terangkum dalam sebuah teatrikal atau musikalisasi puisi.
Sayang sekali, semakin ke sini aku semakin menjauh pada seni yang aku gemari. Aku akan sangat mendamba jika waktunya tiba kembali untuk berpuisi lagi. Kapan itu, aku belum tahu.
Salam cinta puisi dan sastra Indonesia, -KF-
2 comments:
halo, singgah sejenak menengok blog yang selalu update ini. teruskan lukisan yang disapu dari kuas jemari yang hadir untuk yang lain...
makasih banyak Fid.
wah, baris terakhirmu sangat puitis sekali. mohon bimbinganya ki Sanak. hehe :D
Post a Comment