Monday, February 6, 2012

Dering Insomnia

Selamat pagi insomnia,

Seringkali. Ada rasa bersalah yang menganga lebar karena salah memanfaakan teknologi. Seperti halnya, ada rasa sesal yang sukar padam karena salah langkah, salah pilih, atau salah sangka. Yap, itulah tingkah polah pongkah manusia. Semua itu melengkapi rentetan pengakuan diri dan beberapa embel-embel alasan, pembenaran, dan/ atau boleh juga, bualan. Semakin pagi semakin sadar, tetapi selalu menghindar. Haha. Selalu. Berputar-putar dan tak jelas. Selamat pagi insomnia. Ingat, ingat beberapa hari ini apa yang kau dapati?

Saya melihat dan  merasakan, ribuan bahkan puluhan ribu derap langkah kaki yang penuh harap cemas. Menandai setiap mata yang bertemu, mengamati raut dan lekuk satu persatu anak manusia yang tak takut kehilangan oksigen, berdesak-desakan, berlomba-lomba, meraih apa itu yang boleh kita sebut sebagai: jabatan, uang, penghargaan, status, dan apapun itu masing-masing sesuai motivasi dan kondisi. Saya pun semakin sadar. Ada nilai dalam setiap perjuangan. Ada konsekuensi masa depan dalam setiap keputusan. Ada persaingan dalam setiap pencapaian.

Dalam sepersekian detik itu, saya melamun di tengah balutan kostum putih hitam di ruangan luas ber-AC lengkap dengan isi-isinya, tenggelam di antara atmosfer ketegangan para pejuang masa depan yang tampak serius, kaku, dan fokus, mungkin dalam doa dan niatannya. Entah, saya tiba-tiba membayangkan itu di Padang Masyhar. Saya ngeri sendiri. Saat itu, mereka dan saya bisa saja masih berbalut busana dan optimis pesimis dengan segala persiapan dalam persaingan itu. Nanti mungkin kita akan berkumpul di sana, tidak hanya ribuan bahkan jutaan mungkin lebih. Saat itu bukan hanya persaingan, tetapi juga perhitungan dan pengadilan. Bahkan tanpa modal, termasuk tanpa balutan sandang pun, kita tidak sempat mengamati dan memikirkan orang lain, karena akan takut menilai persiapan diri sendiri. Ahai saya melantur lagi.

Beberapa hari ini saya tahu bahwa mereka dinilai dan diukur dari beberapa kategorisasi, latar belakang, prestasi, dan kualifikasi lain. Jalan panjang akan ditempuh bagi para pencari segudang berlian dan investasi. ^^ Karena saat ini sesuap nasi tidak akan cukup di perut. Dan ternyata demi sesuap nasi pun orang rela mengantri dan saling menyakiti. Ada miniatur mini kehidupan yang saya lihat dari beberapa proses yang menyita waktu, tenaga, dan kesabaran itu. Bahwa setiap proses hidup adalah tes dan ujian. Uji nyali, uji kompetensi diri, uji kesabaran dan perjuangan yang dipertaruhkan dalam proses di masa lalu. Proses hidup adalah berkesinambungan, dan berjalan ke depan. Ada yang gugur, ada yang melangkah. Semakin melangkah ke uji tingkatan lanjut, akan semakin sulit dan besar hembusan tantangan dan cobaan. Dan, selalu ada pilihan bagi yang gugur atau yang melaju.

Semangat berjuang bagi kawan, para pencari (masa depan?)!

No comments: