Thursday, March 10, 2011

His Mysterious Gift

gambar dari sini


Suatu waktu saya merasa gelisah. Bukan karena hati saya tidak tenang, tapi saya merasa kurang 'sreg' harus mengeluarkan tabungan demi memenuhi hasrat bersenang-senang. Rasanya sangat disayangkan uang tabungan hanya digunakan untuk perkara tersier. Padahal tabungan akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk perkara yang lebih prioritas dan jangka panjang. Namun harus bagaimana lagi, saya sudah merencanakan dan 'menggodok' rencana perjalanan tersebut lumayan lama. Jadi, apapun konsekuensinya, termasuk masalah uang, harus saya tanggung.

Itulah latar belakang kejadian sebelum keajaiban dari Allah itu benar-benar nyata.

Dua hari sebelum hari keberangkatan saya. Saya dimintai tolong teman, sebut saja D, untuk menggantikan tugas notulis teman yang tiba-tiba tidak bisa hadir. Saya menyanggupi karena toh apa salahnya membantu teman seperjuangan. Apalagi selama ini dia telah banyak membantu, selain karena kita juga terikat dalam satu institusi yang sama. Jadi kesuksesan acara ini akan menjadi cerita bahagia bagi semua pihak yang terlibat. Sebenarnya alasan lain kenapa saya membantu adalah saya merasa tidak 'enak' karena akan izin dari tanggung jawab rutin saya selama seminggu. Jadi, saya harus memaksimalkan apa yang bisa saya kerjakakan selagi masih ada di Yogyakarta.

Hari itu, saya sudah standby di venue beberapa menit sebelum acara dimulai. Saya tiba di hotel dan ter-'wow'-kan dengan acara bertajuk 'internasional' dengan atmosfer yang multikultur. Saya memenuhi tugas menjadi notulis selama satu sesi presentasi. Namun karena notulis yang lain berhalangan maka saya melanjutkan menjadi notulis selama dua sesi berikutnya, sekalian meringankan beban teman saya yang tidak punya partner notulis.

Kejutan itu datang pada akhir sesi ketika si ketua acara tiba-tiba menghampiri, menanyakan nama lengkap saya dan menginstruksikan menulisnya di sebuah kertas. Beliau sambil berpesan untuk bertemu di lobi setelah acara. Memenuhi permintaannya, saya didampingi teman saya-yang mengoordinir acara sejak awal, bersiap di lobi. Kemudian datanglah dua panitia dari salah satu Kementerian ini. Ternyata, hanya saya yang disodori kuitansi dan disuruh menandatanginya. Sedangkan, teman saya belum mendapat karena dia masih akan bergabung dalam acara sampai tiga hari ke depan.

Ketika menandatangani kuitansi tersebut, saya senang dan kaget secara bersamaan. Rasanya saya tidak percaya mendapat bonus sebesar tiga kali gaji di kantor hanya dengan duduk dan menjadi notulis selama satu hari. Saya pun jujur kepada teman saya dan menanyakan apakah tidak salah besaran nominal yang saya terima. Setelah ditanyakan berkali-kali kepada panitia, ternyata memang sebesar itulah hak saya. Saya lega sekaligus 'tidak enak' hati kepada teman saya yang belum mendapatkan hak-nya tersebut.

Satu hal yang saya lakukan setelah itu. Saya bersyujud syukur dan berterimakasih kepada Allah. Subhanallah, cara Allah untuk memberi 'uang saku' sungguh tak pernah saya duga. Pelajaran yang saya dapatkan pada hari itu : Sesungguhnya Allah Mahakaya, dan Maha Pemurah. Jadi, jangan pernah ragu akan kebesaran-Nya itu. He works with His mysterious way. Dan saya sangat yakin bahwa Allah akan memberi rezeki dan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangkakan bagi mereka yang beriman dan meyakininya.

Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah.

Tuesday, March 1, 2011

Bagi-bagi "My 1st Award"


Maisya Farhati. Nama yang indah. Dalam keseharian sering dipanggil Icha. Karena saya lebih muda (ehmm), jadi saya menambahi atribut, Mbak (padahal harusnya Teh, kan Mbak?). Pertama kali mengenal Mbak Icha adalah di kantor. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya jangan terpedaya. Haha.. Sejak awal, saya merasa Mbak Icha merupakan sosok yang nyaman untuk bersama, dewasa, dan pandai menempatkan diri. Kemudian, semakin mengenalnya, saya semakin terpukau dengan intelegensi dan 'kreativitas'-nya dalam berkata-kata. Komentarnya seringkali sangat tajam, bahkan terasa 'bengis' (not in the real meaning). Haha, walaupun begitu, itulah sense of humor tingkat tinggi yang dia miliki. Karena komen-komen spontannya itu, kadang kita menjuluki dia sebagai "Hostility Officer" (plesetan dari "Hospitality Officer", salah satu jabatan di kantor)

Mbak Icha sangat gemar menulis. Konon dia mulai menulis sejak usia sangat dini, di buku diarinya. How cute. Tulisan di blognya sangat renyah, ringan, mengalir, dan menginspirasi. Selain menulis dan membaca, mbak Icha adalah tergolong orang yang sangat menikmati hidup. Hobi travelling (luar dan dalam negeri), wisata alam, dan kuliner. Teman yang care dan bisa diandalkan. Untuk mengenalnya lebih jauh, dan agar bisa menikmati tulisannya, please feel free to visit her blog at : http://nulisaja.multiply.com/

Suatu malam, saya mendapat message di Facebook dari Mbak Icha berisi pemberitahuan bahwa saya mendapat award, dan disuruh menjemput di blognya. Namanya: "Stylish Award". No matter what it does mean, for me, it was such a big surprise. Inilah award pertama yang saya dapatkan. Sebelumnya, saya seringkali membaca blog orang yang saling memberi award. Sebagai blogger pemula, saya kurang paham dan merasa belum pantas. Hehe. Jadi untuk award pertama ini, saya ingin mengucapkan hatur nuhun sangat buat mbak Icha. Terlebih lagi, she described me with such kind words. I was blushed.

Terimakasih utukMbak Icha telah mengapresiasi blog saya. Award ini akan saya jadikan sebagai motivator untuk menulis yang lebih bermanfaat dan bermutu. Saya punya peer setelah mendapat award ini diantaranya :

1. Thank and link to the person who awarded me this award.
2. Share 8 things about myself
3. Pay it forward to 8 bloggers that i have recently discovered.


Okay, I did the first one, then I will continue to the next one :
Delapan hal mengenai diri saya :
  1. Nama lengkap saya Rizki Nur Fauzia. Kurang lebih artinya, Rezeki Cahaya Kebahagiaan. Amieen. Doa itulah yang diharapkan orang tua saya waktu saya lahir. Sejak kecil saya dipanggil Kiki, baik di rumah maupun di lingkungan pergaulan. Jadi saya lebih populer dengan nama Kiki Fauzia. Tahukah saudara-saudara : Saya nyaris punya nama lain, bukan Rizki Nur Fauzia, tapi Rizka Faza Syahara. Does it sounds more cool and sophisticated? I loved the second one. Haha. Saya tahu itu ketika membaca jurnal dan klipping milik mama. Kemudian beliau bercerita kalo itu nama kreasi Mama, dan bapak saya tidak setuju dengan nama yang agak neko-neko. Bapak juga berfikir kalo nama Rizki Nur Fauzia lebih punya makna^^
  2. Waktu kecil, saya sangat aktif. Sekitar usia lima tahun-an, saya pernah mencukur rambut saya sendiri dengan gunting, sampai hampir habis dan petal. Saya juga sangat sering jatuh dari kasur (nggelinding) ketika tidur. Bahkan orang tua saya sering kesulitan mencari saya ketika bangun tidur, dan ternyata sudah terkapar di kolong ataupun bawah kasur. Selain itu, pelipis alis kanan saya pernah dijahit karena jatuh dari jendela. Sampai sekarang bekas itu masih ada, walaupun sangat kecil.
  3. Sejak SMP, saya tergolong gadis yang gila bola. Saya adalah seorang Juventini sejati. Pemain bola idola saya yang pertama adalah: Filippo Inzaghi. Waktu itu dia bermain untuk Juventus. Sampai sekarang saya shocked sendiri dan ga tahu kenapa waktu itu saya ngefans dengan striker peyot dan suka diving itu. (Upps, sorry Man). Saya (dan adik) berlangganan Tabloid 'Bola'. Hapal seluk beluk bola dan begadang malam demi melihat pertandingan bola, terutama ketika Juventus tanding. Sementara untuk negara, saya cinta mati dengan Perancis. Kesukaan bola tersebut lambat laun berkurang, dan sekarang saya biasa saja dengan bola, kecuali ketika Piala Dunia, atau ketika timnas tanding. Mungkin, karena ikut-ikutan euforia.
  4. Saya suka berpetualang di alam, jalan kaki, naik turun gunung. Sehingga pada dasarnya, saya cewek yang kuat. ^^ Saya suka dan lihai panjat memanjat. Bahkan, memanjat genting, gunung, dan lainnya yang melibatkan otot kaki. Saya terlatih dengan hal tersebut karena waktu exchange di Amerika, saya dilatih untuk kuat di pelajaran olahraga. Setiap lari, diharuskan sebanyak 8 kali putaran mengelilingi lapagan football Amerika. Saya juga mengambil pelajaran Rock Climbing, dan sangat menikmatinya. Saya mendapat nilai A dan dikenal jago dibanding teman2 cewek lain di kelas. Hobi saya jalan juga dikarena Bapak angkat saya di Amerika yang sangat bijak, suka mengajak saya jalan di taman dan hutan setiap akhir pekan. Juga, sejak kecil saya adalah gadis pramuka yang aktif berkemah dan berpetualang.
  5. Saya adalah juara baca puisi kawakan di tingkat Kota Blitar. Haha. (Ga sombong loh). Sejak SD sampai SMA saya sering ikut lomba puisi di tingkat kota dan provinsi. Prestasi terbaik saya adalah Penyaji Terbaik Pertama Tingkat Jawa Timur pada Pekan Seni Pelajar Jawa Timur di Banyuwangi. Mama adalah pelatih terbaik saya selama ini. Berkat puisi, saya gratis jalan-jalan ke luar kota, karena ikut Porseni di kota-kota di Jawa Timur, seperti Sidoarjo, Gresik, Madiun, dan Banyuwangi. Adik saya juga sama. Kami sama-sama juara puisi. Ketika Pekan Seni di Banyuwangi, adik saya juga juara tapi tingkat SD. Adik saya bahkan pernah ke Kalimantan Timur untuk Pospenas, puitisasi Al-Quran tingkat nasional.
  6. Saya dibesarkan di keluarga yang religius, moderat, dan demokratis. Keluarga besar kami berasal dari kalangan agamis. Hal tersebut mempunyai pengaruh besar pada penampilan dan kepribadian saya. Ibu saya adalah guru Agama Islam di SMP. Sedangkan Bapak adalah guru Bahasa Indonesia di SMA. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, peran di rumah tangga sebagian besar berkebalikan. Bapak, imam di surau yang juga imam rumah tangga yang sederhana dan tidak neko-neko. Sedangkan Mama, adalah ibu yang gaul, asyik, problem-solving, bisa menempatkan diri, dan tahu porsi. Mereka berdua saling melengkapi. Sementara, kadang saya merasa adik saya jauh lebih dewasa, pengetahuan agamanya lebih luas, dan sering mengingatkan saya.
  7. Waktu saya SMA, saya punya cita-cita nikah usia muda. Tapi seiring berjalannya waktu, saya merasa belum siap, dan perlu mempelajari ilmunya dulu. Sehingga saat ini prefer untuk nikah di saat usia yang tepat. Kapan tepat itu? Hehe, tentunya ketika mendapat pendamping yang tepat, dan lebih cepat lebih baik. Lohh (hehe). Saya berdoa supaya calon suami saya nantinya bisa menjadi Imam saya dalam segala hal. Oleh karenanya, semoga agamanya kuat dan takut Tuhan. Selanjutnya, semoga orangnya supportive terhadap pilihan dan aktivitas saya. Selebihnya, tentunya kita harus bisa menyelaraskan visi keluarga ke depannya. Nanti (insyaAllah) saya pengen punya anak sekitar 3-5. Supaya di rumah nanti tidak terlalu sepi. Hehe.
  8. Yang terakhir, saya ingin sekali menjadi orang yang lebih efektif dan asertif. Alasannya apa? Mungkin saya merasa kurang dalam hal tersebut. Doakna ya bloggers semoga saya lebih terlatih untuk menjadi lebih baik lagi, efektif dan asertif.
Selanjutnya, saya ingin mempersembahkan awards ini untuk kedelapan teman blogger saya. Mereka luar biasa and unique on their own. Blog mereka mempunyai cerita bervariasi yang selalu menginspirasi dan menyegarkan hari saya. Here they are :
  1. Wiwien Apriliani
  2. Moh. Rosyid Jazuli
  3. Retno Widyastuti
  4. Wiwit Prasetyono
  5. Bernando J Sujibto
  6. M. Nurul Ikhsan
  7. Cindy Yoliva
  8. Primahasmi Dalulia
Selamat buat kedelapan teman saya. Semoga Allah menjaga ikatan persaudaraan kita. Selamat berjuang di jalan masing-masing.

Salam manis,