Tuesday, August 30, 2011
Turbulensi Kalbu
Wednesday, August 10, 2011
Lillaahi Ta' ala, Sudahkah?
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang bangun di pagi hari dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga ia tidak mengingat Allah (tidak berdzikir) maka Allah SWT akan menanamkan 4 penyakit:
1. Kebingungan yang tiada putus-putusnya
2. Kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya
3. Kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi
4. Khayalan yang tidak berujung”
(HR Muslim)
*Ayo niatkan aktivitas karena Allah!
Above i got it from here. Astaghfirullah, mohon ampun ya Rabb!
Na' udzubillahi mindzalik :( Semoga kita dijauhkan dari penyakit tersebut.
Thursday, March 10, 2011
His Mysterious Gift

Suatu waktu saya merasa gelisah. Bukan karena hati saya tidak tenang, tapi saya merasa kurang 'sreg' harus mengeluarkan tabungan demi memenuhi hasrat bersenang-senang. Rasanya sangat disayangkan uang tabungan hanya digunakan untuk perkara tersier. Padahal tabungan akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk perkara yang lebih prioritas dan jangka panjang. Namun harus bagaimana lagi, saya sudah merencanakan dan 'menggodok' rencana perjalanan tersebut lumayan lama. Jadi, apapun konsekuensinya, termasuk masalah uang, harus saya tanggung.
Itulah latar belakang kejadian sebelum keajaiban dari Allah itu benar-benar nyata.
Dua hari sebelum hari keberangkatan saya. Saya dimintai tolong teman, sebut saja D, untuk menggantikan tugas notulis teman yang tiba-tiba tidak bisa hadir. Saya menyanggupi karena toh apa salahnya membantu teman seperjuangan. Apalagi selama ini dia telah banyak membantu, selain karena kita juga terikat dalam satu institusi yang sama. Jadi kesuksesan acara ini akan menjadi cerita bahagia bagi semua pihak yang terlibat. Sebenarnya alasan lain kenapa saya membantu adalah saya merasa tidak 'enak' karena akan izin dari tanggung jawab rutin saya selama seminggu. Jadi, saya harus memaksimalkan apa yang bisa saya kerjakakan selagi masih ada di Yogyakarta.
Hari itu, saya sudah standby di venue beberapa menit sebelum acara dimulai. Saya tiba di hotel dan ter-'wow'-kan dengan acara bertajuk 'internasional' dengan atmosfer yang multikultur. Saya memenuhi tugas menjadi notulis selama satu sesi presentasi. Namun karena notulis yang lain berhalangan maka saya melanjutkan menjadi notulis selama dua sesi berikutnya, sekalian meringankan beban teman saya yang tidak punya partner notulis.
Kejutan itu datang pada akhir sesi ketika si ketua acara tiba-tiba menghampiri, menanyakan nama lengkap saya dan menginstruksikan menulisnya di sebuah kertas. Beliau sambil berpesan untuk bertemu di lobi setelah acara. Memenuhi permintaannya, saya didampingi teman saya-yang mengoordinir acara sejak awal, bersiap di lobi. Kemudian datanglah dua panitia dari salah satu Kementerian ini. Ternyata, hanya saya yang disodori kuitansi dan disuruh menandatanginya. Sedangkan, teman saya belum mendapat karena dia masih akan bergabung dalam acara sampai tiga hari ke depan.
Ketika menandatangani kuitansi tersebut, saya senang dan kaget secara bersamaan. Rasanya saya tidak percaya mendapat bonus sebesar tiga kali gaji di kantor hanya dengan duduk dan menjadi notulis selama satu hari. Saya pun jujur kepada teman saya dan menanyakan apakah tidak salah besaran nominal yang saya terima. Setelah ditanyakan berkali-kali kepada panitia, ternyata memang sebesar itulah hak saya. Saya lega sekaligus 'tidak enak' hati kepada teman saya yang belum mendapatkan hak-nya tersebut.
Satu hal yang saya lakukan setelah itu. Saya bersyujud syukur dan berterimakasih kepada Allah. Subhanallah, cara Allah untuk memberi 'uang saku' sungguh tak pernah saya duga. Pelajaran yang saya dapatkan pada hari itu : Sesungguhnya Allah Mahakaya, dan Maha Pemurah. Jadi, jangan pernah ragu akan kebesaran-Nya itu. He works with His mysterious way. Dan saya sangat yakin bahwa Allah akan memberi rezeki dan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangkakan bagi mereka yang beriman dan meyakininya.
Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah.
Friday, July 2, 2010
Urgent Hope
Saturday, June 12, 2010
Aib Manusia dan Penjagaan Allah
Saya menulis posting ini di kala hujan berteman petir sedang beraksi di luar sana. Oleh karenanya, izinkanlah saya berteduh di sini sebentar, dan berbagi mengenai perkara yang sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari sambil minum teh panas yang menghangatkan dada. Perkara yang ingin saya bagi adalah mengenai aib kita dan penjagaan sang Khaliq. Semoga saja bisa meneduhkan hati. Ini merupakan sarana untuk saling mengingatkan dan juga menegur diri saya sendiri. Baiklah, saya akan memulai mengutip hadits dari Rasulullah S.A.W,
“Siapa yg melepaskan dari seorang mukmin satu kesusahan yg sangat dari kesusahan dunia niscaya Allah akan melepaskan dari satu kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yg memudahkan orang yg sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkan di dunia dan nanti di akhirat. Siapa yg menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aib di dunia dan kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya.”
Sejak awal mengenal hadits itu, saya sangat kagum dan terharu bagaimana agama telah mengatur sedemikian rupa mengenai adab berhubungan dengan orang lain. Bagaimana seharusnya kita saling menjaga dan menyayangi orang lain layaknya diri sendiri dan saudara kita. Dan, seperti yang telah saya cetak tebal di atas, termasuk penjagaan kita terhadap aibnya.
Pertama, saya akan mendefinisikan pengertian aib. Aib menurut pengertian harfiah saya merupakan sesuatu yang diasosiakan buruk, tidak terpuji, tidak etis, tidak 'sreg' dan negatif oleh kesepakatan bersama dalam kehidupan sosial. Dalam relasi horizontal antarsesama manusia, aib adalah bagian tersendiri dalam kotak hitam kita, yang tidak akan kita sebarluaskan karena akan menimbulkan stigma negatif yang dilabelkan orang lain pada kita. Sama halnya dengan sifat ketidaksempurnaan manusia, pasti setiap individu mempunyai cerita, pengalaman, kebiasaan, dan karakter yang bisa jadi oleh masyarakat disebut aib. Namun, kebanyakan manusia tidak sadar dan lalai dimana dan apa aib-nya sendiri.
Dalam kehidupan harian sebagai makhluk sosial, seringkali kita kurang 'sreg' dan tidak suka dengan apa yang dilakukan orang lain. Itu wajar dan sering. Seketika kita men-judge, seketika pula kita merekam itu dalam hardisk kita. Tidak jarang pula, kita menemukan fakta empiris dan interaksionis tentang orang lain, yang membuat kita terkejut dan memberikan label tertentu pada mereka. Hampir dipastikan, berkali-kali kita mendengar informasi dari sumber-sumber kedua, ketiga, keempat dan seterusnya yang kadang corrupt dan bias-added tentang orang lain yang membuat kita berasumsi 'macam-macam'. Dan kadang secara spontan kita 'mengata-ngatai' orang lain karena kekecewaan dan luapan emosi yang memuncak.
Bagaimanapun yang saya jabarkan di atas adalah praktik-praktik yang sering terjadi, dan sangat berkebalikan dengan adab dan etika dalam hubungan horizontal antarsesama manusia yang diatur oleh agama. Padahal ingatlah saudaraku semua, bahwasanya aib orang lain adalah cermin dari aib kita, pula. Padahal aib orang lain adalah pembelajaran berharga. Padahal aib orang lain berpotensi menjadi milik kita. Oleh karenanya, agama sudah sangat mulia mengingatkan untuk menyimpan aib orang lain. Dan sebagai balasannya Allah akan menjaga aib kita. Balasan yang sangat luar biasa, karena penjagaan dari sang Khaliq melebihi segala-gala penjagaan di dunia dan akhirat.
Manusia sering lupa bersyukur bahwa begitu banyak penjagaan Allah akan aib-aib kita. Jika kita mengagumi dan mendewakan manusia lain belum tentu pula karena dia 'bersih', tapi karena secara kasat mata kita belum tahu dan bahwa Allah masih menjaga aib-aibnya. Kalaupun orang lain melihat kita sebagaimana baiknya atau sebagaimana kualitas tertentu yang kita miliki, cuma satu yang harus tertanam dalam dada kita, terimakasih kepada Allah yang telah menjaga dan menyembunyikan aib kita. Oleh karenanya, jangan sombong dan jangan mengumbar aib orang lain jikalau mengingankan agar orang lain dan Allah melakukan hal serupa pada kita.
Masyarakat kita adalah masyarakat komunal. Masyarakat yang selalu mengagungkan label makhluk sosial, namun di lain sisi, hipokrit dan 'sakit'. Begitu seringnya tanpa sadar kita menyingkap aib orang lain, memperbesarnya dan mengembar-gemborkannya sehingga meluas dan semakin mantap untuk diperbincangkan. Fakta yang miris itu bisa terlihat dari fenomena di masyarakat: panasnya gosip di infortainment, larisnya forum 'kurang penting' hanya untuk membicarakan aib orang lain, dan kita selalu memulai topik dengan membicarakan orang, bukan event, atau ide. Padahal ada sebuah saying begini, "one with great minds tend to discuss ideas,one with avarage minds tend to discuss events, one with small minds tend to discuss people". What do you think?
Baiklah saudaraku, saya akan merangkumkan dalam beberapa kata. Kita manusia, bukan wali, tidak lepas dari aib dan prasangka. Janganlah sibuk membicarakan aib orang lain sebelum kita introspeksi diri. Janganlah sombong akan persepsi dan prestasi kita di hadapan orang lain, namun bersyukurlah bahwa Allah masih sayang dan menyimpan aib-aib kita. Tidak membicarakan aib orang lain bukan berarti menghindarkan diri kita dari sikap kritis, namun jagalah lidahmu dan mengertilah proporsi dan kondisinya. Berikanlah tanggapan yang proporsional saja. Dan janganlah lupa bahwa : Siapa yg menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aib di dunia dan kelak di akhirat. Subhanallah.
Mari memperbaiki diri.

Tuesday, June 8, 2010
Syarat Terkabulnya Doa
Untuk makbul ( terkabul )nya doa yang dipanjatkan ,kita perlu memperhatikan saat - saat yang tepat untuk bermunajat kepada - Nya. Para ulama menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk berdoa antara lain :
A: Waktu tengah malam . Abu Umamah memberitahukan bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya , '' Doa waktu apakah yang paling di dengar Allah Subhanallahu Wa Ta'ala ? '' Nabi Saw menjawab, ''Diwaktu tengah malam dan sehabis sembahyang fardhu ( wajib ) '' ( HR.Tirmidzi )
B: Setelah shalat fardhu ( wajib ) sesuai riwayat di atas.
C: Ketika sujud dalam sembahyang. Abu Hurairah mewartakan bahwa Rasulullah Saw bersabda , ''Sedekat - dekat seorang hamba kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala ialah ketika bersujud kepada Allah Subhanallhu Wa Ta'ala. Oleh karenanya , hendaklah kamu perbanyak doa dalam sujud itu ( HR. Muslim )
D: Setelah tahiyat ( duduk dalam shalat pada rakaat genap setelah dua kali sujud ) sebelum salam . Rasulullah Saw bersabda : Apabila seseorang diantara kamu melaksanakan shalat , hendaklah ucapkan ( dalam tahiyat ) '' Attahiyatu ilallah...( dan seterusnya ).'' Kemudian ia memilih doa yang di disukainya, lalu berdoa dengan-Nya.'' ( Muttafaq 'alaih )
E: Pada hari jum'at . Rasulullah Saw bersabda. ''Pada hari jum'at ada suatu saat dimana seorang muslim dapat berdiri sembahyang sambil meminta sesuatu kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. tak dapat tidak , Dia akan memberikan kepadanya ( apa yang dimintanya itu ) '' Rasulullah Saw mengucapkan pesan tersebut seraya meng-isyaratkan dengan tangannya tentang pendeknya waktu ( terkabulnya doa ) tersebut ( Muttafak Alaih )
F: Dalam sebuah safar ( perjalanan ) Rasulullah Saw bersabda. '' Tiga macam doa yang tidak diragukan lagi bakal terkabul ; doa orang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian , dan doa ayah terhadap anaknya. '' ( HR . Abu Dawud dan Tirmidzi )
Walaupun demikian , tak sedikit permohonan atau doa manusia ditolak Allah Subhanallahu Wa Ta'ala .Apakah ini Allah Subhanallahu Wa ta'ala mengingkari janji - Nya ? Pertanyaan ini kerap muncul dalam benak manusia yang tengah berputus asa akan doa yang diucapkannya. Penduduk Basrah pernah bertanya kepada Ibrahim bin Ad'am , seorang ulama sufi terkemuka sa'at itu , tentang masalah ini. Ibrahim menjawab ''
Itu disebabkan karena hati kalian mati dalam sepuluh hal :
1. Kalian mengenal Allah tapi tidak mengenal hak - hak - Nya.
2. Kalian membaca kitab Allah, tapi tidak mengamalkannya.
3. Kalian mengaku mencintai Rasul Allah.tapi tidak mengakui sunnahnya.
4. Kalian mengaku benci setan, tapi selalu mengikutinya.
5. Kalian yakin mati itu pasti ( menjemput ) tapi tak pernah mempersiapkannya.
6. Kalian bilang takut neraka, tapi terus membiarkan diri kalian tersesat ke sana.
7. Kalian bilang mendambakan surga , tapi tak pernah beramal untuknya.
8. Kalian sibuk dengan aib - aib orang lain dan mengabaikan aib sendiri.
9. Kalian menikmati anugerah - anugerah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala , tapi tidak mensyukurinya.
10. Kalian setiap kali mengubur jenazah - jenazah , tapi tak pernah mengambil pelajaran darinya.
~..~.. ASTAGFIRULLAH ..~..~SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH KHAZANAH INTLEKTUAL ISLAM BAGIPEMBACANYA , DAN MENJADI PANDUAN DALAM BERSIKAP DAN BER -PERILAKU SETIAP INDIVIDU DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARINYA...... silahkan di share .......~..~.. JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA ..~..~
*Diambil dari 'Renungan n Kisah Inspiratif'.
Salam, -Kf-
Thursday, June 3, 2010
Thursday Night Playlist
Jauh melangkah meniti waktu berlalu
Jauh berjalan lewati berjuta warna kehidupan
Tanpa sadari dalam cermin wajah ini
Bertambah umurku dalam hidup yang semakin merapuh
Allah bukalah hatiku, bimbing di jalan terang-Mu
Selamatkanlah jiwa yang gelap dalam cahaya rahmat-Mu
Allah Kau Maha Cahaya beri petunjuk sang jiwa
Ampuni diri yang lelah kadang sesatku melangkah
Allah sang Maha Cahaya menerangi gelap jiwa
Allah sang Maha Penguasa padanya hati berserah
Begitu lirih tanpa sadar air mata
Menjadi saksi banyak waktu sia sia
Tanpa sadari dalam cermin wajah ini
Bertambah umurku dalam hidup yang smakin merapuh
Allah bukalah hatiku, bimbing dijalan terang-Mu
Selamatkanlah jiwa yang gelap dalam cahaya rahmat-Mu
Allah Kau Maha Cahaya beri petunjuk sang jiwa
Ampuni diri yang lelah kadang sesatku melangkah
Allah terangi jiwaku
Allah beri petunjuk-Mu
Allah bimbinglah hamba-Mu
Allah ampunilah aku
====
Thursday night is healing-soul time.
Listening this song is very recharging and enlightening.
Amiin Ya Rabb!
Regards, _Kf_
Tuesday, May 18, 2010
Morning Reminder
From his 'morning reminder', some I agree, some I argue. But mostly my sensitivity increased afterward. Below I will write some 'reminder' in Bahasa Indonesia because it will be much more understandable and to avoide some misleading perceptions.
- Dosa yang langsung mendapat balasan di dunia:
- Semua perbuatan di dunia ini tidak ada manfaatnya, kecuali:*
- Salah satu ciri hawa nafsu yang berbahaya: ingin terkenal.
He also reminded me about 'nadzar'. For those who still have one, let's fulfill it immediately because of chain consequences used to called 'kafarat'. I would love to share more about this topics. I hope we will be more aware and sensitive of our basic intention in life.
Regards, _Kf_
Monday, May 17, 2010
My Ingredient
My ingredient for today's mood:
"If you are grateful [to Me], I shall most certainly give you more and more" لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ
Regards,

Wednesday, May 12, 2010
Mengaji atau Merugi
Sudah berkali-kali nasehat di atas singgah di kuping kananku. Rehat sejenak di otak. Kemudian, berlanjut keluar lewat kuping kiriku. Selalu begitu. Orang tua selalu mengingatkan jika aku mulai menceritakan aktivitasku, termasuk penyakit malas yang menghinggapi jasmani dan rohaniku, diantaranya misalnya ketika aku malas mengaji. Namun ketika aku tidak bercerita, asumsi mereka (mungkin) sudah tidak ada masalah alias aku sudah rutin mengaji. Kemudian aku mencoba mengingat kembali, kapan terakhir aku membuka Al-Quran? Seminggu yang lalu sepertinya. Baguslah, pikirku, tidak terlalu parah. Tapi, apakah demikian?
Persinggungan antara celah peristiwa dan lalu lintas suara hati mengantarku pada bisikan halus dalam kalbu yang nyaris tidak terdengar, kecuali jika aku diam, hening, dan memberi ruang pada desir itu. Desiran itu adalah pertanyaan tentang : "Apakah kita termasuk orang-orang yang merugi?"
Tafsiran merugi memang sangat luas. Jika tinjauannya adalah Surat Al-Asr, maka indikator kerugian adalah waktu (masa). Dan memang, waktu adalah variabel yang paling bisa mendeterminasi apakah manusia tergolong orang yang beruntung, merugi, atau celaka. Coba simak saja pesan dalam ayat (Al Asr) di bawah ini:
2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
Lalu apa hubungan antara membaca Al-Quran dengan orang yang merugi? Jelas ada. Mengaji dan mengkaji Al-Quran bisa menghindarkan kita menjadi manusia yang merugi. Aku juga teringat pesan keluarga waktu itu, terutama berkaitan dengan pengaruh faktor lingkungan dan peluang menjadi manusia yang merugi. Waktu itu mereka mengingatkan bahwa aku harus selalu meng-upgrade kualitas ibadah. Tidak bisa disejajarkan dengan orang lain. Bahkan, jangan sampai menurun sesuai dengan standar orang lain
Wednesday, April 28, 2010
Mari Berdoa Ini!
(Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyejukkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa).
Ya Allah, yang selalu saya dambakan dan butuhkan adalah ..
regards, _Kf_
Sunday, April 18, 2010
Minggu, Bengkel Hati, dan yang dirindukan
Hari untuk menyendiri dan mempersiapkan segala strategi untuk keesokan hari. Hari untuk introspeksi diri, sebuah proses yang berkelanjutan agar tidak menjadi manusia yang merugi. Saya akan belajar untuk gemar mencatat (lagi) sekarang: mendaftar prioritas, target, dan kewajiban yang harus dipenuhi selama sehari, sebulan, bahkan jangka panjang. Saya sudah lama diajari tentang metode ini. Dahulu saya pernah mempraktikannya. Namun kemudian 'mandeg' karena sudah tidak sempat dan tidak telaten. Kemudian saya teringat bahwa ini juga merupakan latihan : mendisiplinkan diri.
Hari Minggu berjalan dengan tempo melambat. Saya pun masih belum beranjak dari depan laptop ini sejak pagi tadi. Dan baru saya sadari ternyata di luar sana, matahari telah merangkak naik lebih dari sepenggalah dari jarak bumi. Proses di depan laptop ini juga akan saya maknai sebagai proses pencarian diri dan memperkaya horizon pengatahuan-di dunia yang tanpa batas. Setiap penemuan dan persinggahan pada laman-laman dunia maya ini senantiasa membuat saya berdecak, ber-'wow', dan berpikir. Ini adalah kemanfaatan umat yang harus dimanfaatkan secara positif. Saya bersyukur terfasilitas 'keajaiban' ini, sehingga saya harus menjadikannya sebagai kekuatan yang membaikkan, bagi kemajuan dan intelektualitas diri.
Senandung lagu-lagu religi ini setia menemani, dari pagi. Ada getaran yang mendamaikan, yang saya butuhkan sekarang. "Rindu-rindu kalbu memanggil-mangil nama-Mu. Seperti terbang di langit-Mu, tenggelam di lautan cinta-Mu". Lagu itu yang saat ini 'on' dalam playlist Windows Media Players. Saat ini memang saya sedang terkena virus 'rindu'. Rindu akan banyak hal yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu, karena ada bookmark 'pribadi' yang berhubungan dengan hati. Selain itu ada beberapa kerinduan di hari Minggu ini yang ingin saya share-kan.
Bengkel Hati
Minggu pagi, di rumah, biasanya kami sekeluarga menonton "Bengkel Hati" dan ketika sedang commercial break kami mengganti channel lain, "Curhat Donk". Intinya Minggu pagi, dimulai dengan operasi hati dan intropeksi diri. Acara Bengkel Hati merupakan salah satua acara favorit keluarga. Bahkan Adik berinisiatif mencatat segala indikasi penyakit dan diagnosis, dalam hubungannya dengan penyakit hati dan akhlak yang kita punyai. Selanjutnya, saya, mama, dan adik sering mencatatnya bergantian. Dalam Al-Quran, firman Allah yang mengandung banyak kebenaran telah termaktub bahwa segala penyakit yang kita miliki sebenarnya ada kaitan dengan amalan atau akhlaq yang kita miliki. Itu sudah terbukti.
Dari beberapa catatan yang kami miliki tentang relasi penyakit dengan akhlaq, saya pun mengiyakan-atau sangat mempercayai. Ini dengan catatan bahwa saya tetap yakin bahwa pendekatan saintifik dan akademis tetap memberikan sumbangsih nyata bagi dunia kesehatan. Namun, saya juga percaya bahwa di atas segalanya, kesehatan (lahir dan batin) kita ditentukan oleh Sang Pemberi Obat. Biasanya pendekatan dengan cara 'bengkel hati' ini dilakukan dengan cara. Pertama, mengakui bahwa selama ini kita mempunyai akhlaq sedemikian rupa. Kedua, kita harus memohon ampun, ber-istighfar, dan berdoa memohon kepada Allah bahwa jika penyakit yang kita hadapi memang dikarenakan kesalahan akhlak, maka ampunilah dosa kami, dan sembuhkanlah penyakit kami. Ketiga, memperbaiki akhlaq dan memperbanyak sholat Tahajud.
Saya sendiri pernah mengalami pengalaman berkaitan dengan ini. Suatu saat saya mengalami nyeri lutut. Saya sempat bingung juga mengapa tiba-tiba saya merasa seperti orang tua. Bahkan untuk sujud dan berdiri dari duduk ketika sholat pun terasa sangat nyeri. Terlebih juga ketika naik-turun tangga. Kemudian ketika pulang ke rumah, saya menceritakan ini dan mencoba melihat catatan 'bengkel hati' tersebut. Yang saya dapati kemudian, saya merasa 'tertohok' karena indikasi yang tertulis dalam buku tersebut, diiyakan oleh keluarga. Saya pun menyadari akhalq saya itu. Di situ tertulis bahwa nyeri di lutut --> jika mempunyai keinginan yang kuat, harus segela terrealisir. Istilah dalam bahasa Jawanya, 'sak deq sak nyet'. Keinginan (nafsu) tersebut harus segera diwujudkan. Menyadari hal itu, saya mulai mencoba menahan diri agar tidak terlalu mempunyai banyak keinginan dan berambisi untuk segera mendapatkannya. Tentunya, setelah itu saya beristighfar dan memohon ampun. Alhamdulillah sampai saat ini semoga nyeri itu menghilang selamanya.
Minggu pagi yang saya rindukan kemudian adalah sarapan bersama keluarga di luar. Yang spesial juga di hari Minggu adalah kami biasanya sarapan pagi di warung nasi pecel langganan keluarga. Cita rasa pecel khas Blitar yang saya 'menggigit' dan mantaph. Ditambah teh anget manis yang melegakan dan menghangatkan tenggorokan kami. Kemudian sesampainya di rumah, meminum susu kedelai hangat langganan kami juga.
Adikku, Da'i-Ku
Itu pula yang saya rindukan di hari Minggu ini. Cerita tentang ini akan saya tulis di posting selanjutnya. Semoga adik saya tidak dibuat ge-er karenanya.
Salam bengkel hati, salam Minggu penuh berkah, -KF-
Monday, April 12, 2010
Reparasi Hati
"ingat mbak, tetap, ibadah adalah nomor satu. semua bakalan ngga' ada artinya, tanpa ibadah"
[terimakasih, Le. kamu selalu mengingatkan akan harga mati 'bersujud di hadapan-Nya'.]
hati ini memang perlu di-reparasi secara rutin. hati bak kendaraan. jika secara rutin di servis ke bengkel. maka, akan terhindar dari gangguan mesin dan kerusakan lainnya. pun, jika ada indikasi salah satu dari itu, maka bisa segera ditangani secara cepat.
maka, rawatlah hatimu dengan baik. dengan santapan rohani yang baik dan menyehatkan pula. yaitu, akhlak yang baik, selalu beristighfar, ikhlas, sabar, dan mengamalkan amalan sunah (tentu yang wajib harus diutamakan terlebih dahulu)
semoga ini semua bukan hanya teori.
salam hangat, -kf-
Limit Diri
Kesadaran akan keterbatasan diri sering membuatku memahami bahwa tidak ada ruang bagi manusia untuk bisa menyombongkan diri. Keterbatasan diri selalu menjadi alarm bagiku untuk kembali. Dalam keterbatasan diri itulah, aku justru merasakan adanya dorongan berdaya kuantum yang membuatku semakin kuat melangkah. Semakin yakin dan mantap menatap ketetapan-Nya.
Best regards, -KF-
Sunday, April 11, 2010
Pamrih
sementara, manusia seringkali pamrih,
bahkan terhadap Tuhannya?"
Best regards, -KF-
Friday, April 9, 2010
Self-Crisis, Self-Recovery
It really works when one said, "If you have problems, find the right person to talk with. Share what you have been thinking and feeling. Listen what he/she said. Then applying to yourself." That just what I did, I talked with the eligible and trustworthy person, which is actually my Mom. She really encouraged me to be better, without pushing and blaming. So, I was motivated to change my previous behaviour.
Now, after sharing, I felt much lighter and better. Days by days, I tried to improve my spiritual quality. That's not only make my life lighter and brighter but also make me feel more peace and secured inside. That's more than anything else. Thanks Mom and Thanks God. I hope this feeling will be sustained in my heart.
Best regards, =KF=
Tuesday, April 6, 2010
Please God
fall in LOVE
with KNOWLEDGEs and WISDOMs
and, more
more
and more
with ..... Y o U
Regards -KF-