Showing posts with label indonesia. Show all posts
Showing posts with label indonesia. Show all posts

Sunday, April 11, 2010

Can be proud of this? Yes, we should!

In the heaps of problems Indonesia has been struggling for, started from corruption scandalism, 'markus', conflict between law institutions, government's performance, terrorisme, and many others that I feel really sorry of, I still have to be optimist and positive. I found it very enlightening when found the quote from prominent figures in the world that make us, as Indonesian shoud be proud of.. Here they are..


"Indonesia serves as a useful metaphor for the world beyond our borders- a world in which globalization and secterianism, poverty and plenty, modernity and antiquity constantly collide" - Barack Obama, The Audacity of Hope, 2006 -

" If you want to know if Islam, democracy, modernity, and woman's rights can coexist, go to Indonesia" - Hillary Clinton, February 2009


The last qoute that had delivered by Hillary Clinton are really related and has the linkage with my previous blog on February 2010 titled "Indonesia on her eyes,...".

Positive regards, -KF-

Di Balik Dies Natalies UGM ke-60

Saya ingin menuliskan cerita dan pengalaman saya beberapa bulan yang lalu. Daripada hanya mengendap dalam otak dan tersisa menjadi memori-memori pribadi, lebih baik saya berbagi- supaya bisa menjadi inspirasi untuk terus bermimpi. Dies Natalies UGM ke-60 terasa sangat spesial bagi saya. Saya bersyukur dan merasa beruntung hadir di tengah orang-orang besar, yang sukses dalam karir dan profesinya. Rasa bangga terutama karena berada di antara mereka yang sangat concern terhadap masa depan bangsa ini.

Saya tiba-tiba tertawa kelu. Menertawakan diri sendiri ketika mencoba mengingat kembali jawaban spontan saya kala itu. Dan sampai saat ini saya masih pada pendirian yang sama, menimbang dan bertanya-tanya sendiri, 'apa ada yang salah dengan pilihan jawaban saya itu'. Tatkala itu saya menemani dua orang kenamaan yang telah membesarkan nama Indonesia di kancah internasional. Agar lebih akrab dan mengenal lebih baik lagi, kami saling mengakrabkan diri dengan pertanyaan yang lebih personal. Beliau pun menanyakan tentang diri saya, termasuk tentang jurusan. Saya pun menjawabnya. Kemudian mereka menyebutkan dua profesi yang yang mereka harapkan dan amini untuk menjadi pilihan profesi saya. Karena sebuah doa yang baik, saya pun mengamininya dalam kata. Berapa menit kemudian, beliau menanyakan apa cita-cita saya. Entah, secara spontan saya menjawab “menjadi ibu rumah tangga yang baik…”. Hee =). Mereka pun hanya diam tak berkomentar. Sebenarnya penjelasan tentang cita-cita saya itu belum lengkap. Menjadi ibu rumah tangga yang baik yang…, …., …

Kemudian saya pun mengantarkan kedua tamu UGM ke perhelatan agung di Keraton dalam acara "HB IX Award" yang diberikan kepada dua akademisi UGM yang dianggap berkontribusi terhadap masyarakat dan bangsa ini. Event ini menghadirkan Sri Sultan HBX, segenap pimpinan tinggi rektorat, fakultas dan tamu-tamu Rektor dan Sultan. Belum sampai selesai acara, saya mendapat sms yang meminta saya mengantar dua orang tamu UGM tersebut untuk undur diri lebih dahulu. Yang saya salute malam itu adalah walaupun mereka berdua adalah orang besar, namun tetap menjaga etika dan sopan santun, agar terlihat tidak ‘melukai’ perasaan orang lain karena pamit terlebih dahulu. Saya pun merekomendasikan agar lewat pintu belakang agar tidak terlihat oleh banyak orang dan lebih sopan tentunya. Alhasil, saya pun mendapat pujian karena inisiatif saya itu.

Setelah mengantar salah satu tamu ke satu hotel terkenal di Jogja, tempat beliau dan istri menginap, Bapak yang satu meminta saya dan pak sopir berbalik lagi ke arah Taman Budaya Yogyakarta (TBY), karena telah membuat janji dengan kawan spesialnya di Jogja. Saya pun diajak menemui orang special ini. Susasana di TBY masih lumayan ramai. Padahal waktu sudah bergerak hampir menyentuh angka 12 malam. Karena memang saat itu sedang ada Biennale Festival, salah satunya di TBY. Kami pun bertemu orang yang telah lama menunggu. Tidak lama, hanya beberapa menit. Mengingat dia perempuan dan rumahnya jauuh di Bantul. Mereka hanya saling bertanya kabar secara singkat dan membuat janji lagi untuk esok.

Saya pun masih penasaran dengan wanita berambut panjang berkulit sawo matang dan mempunyai aura yang kuat itu. Usianya sekitar 30 tahunan akhir atau mungkin juga awal 40-an. Dalam perjalanan pulang ke rumah rektor di kompleks dosen Bulaksumur (karena memang Bapak tersebut 'stay' di situ selama di UGM). Bapak tersebut menceritakan bahwa ibu tadi merupakan seniman terkenal di Indonesia, bahkan di mancanegara. Lukisannya bahkan sudah mewarnai berbagai galeri seni dan festival di berbagai penjuru dunia. Dia pun sudah menjelajahi dunia, terbang bersama lukisannya, mulai dari kota seni di Paris, Roma, Venezia, sampai Amerika Serikat dan berbagai negara di kawasan lain.

Kemudian Bapak itu juga menceritakan bahwa salah satu lukisan ibu itu dijadikan gambar dalam cover buku terbarunya. Lukisan yang dijadikan salah satu gambar cover tersebut sangat unik karena memuat huruf Arab pegon, bertuliskan "I LOVE YOU'. Di akhir ceritanya, sang Bapak berpesan kepada saya, "Sebagai wanita, kamu harus bercita-cita tinggi dan menjadi apa yang kamu inginkan." Nasehat lain yang masih terpatri di hati saya adalah, "Untuk menjadi orang yang sukses atau ahli di bidangnya. Resep pertama yang harus kita punyai adalah : RASA SENANG. Jadi intinya, kita harus menyenangi dan menjiwai pekerjaan kita atau apa pun yang kita kerjakan."

Baik Pak saya masih belajar untuk meramu resep tersebut. Terimakasih banyak.

Best regards, -KF

Thursday, February 4, 2010

INDONESIA on her eyes: "democracy, modernity, and gender empowerment"



Dear readers,

Maybe you wonder why I put the picture of a woman with black blouse, beatiful smile, strong eyes, and using eye-glasses on the left side of my post. There for a reason.

She is one powerful lady in this country. Recently she is holding a high position in Ministry of Foreign Affairs as Directorte General of America and Europe Affairs. She is the alumni from the same department as mine, International Relations Department, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada. Bu Retno Lestari Priansari Marsudi, we used to call it, Bu Retno, in short. Bu Retno-Deplu more spesifically, because UGM has two prominent ladies whose name is Retno. The other one is UGM Senior Vice Rector for Academic, Research and Community Service (WRS P3M), Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc., Apt, who happened to be a wife of Bambang Sudibyo, our previous Indonesian Minister of Education.

Firstly I heard the name of Bu Retno Deplu was from my International Law lecturer, Mr. US who used to talked much about his various activities and his networks, including his good relation with with her. He further said that he still stayed in touch by text messaging her. Then, I started to know her more whan I was accepted to attend international event in Norway. I searched with Mr. Google to find out the Indonesian Ambassador for Norway, and surprissingly her name was appeared many times in the results, Retno LP Marsudy, Indonesian Ambassador to Norway. I got so excited then, since I knew that she is UGM alumni so I thought it would be easier to approach her for helping my coming to Norway.

Until finally, my friend from Universitas Indonesia who's also got accepted in International Student Festival in Trondheim, Norway told me that Bu Retno didn't work there anymore. She knew her very well because Bu Retno is a mother of her (ex) boyfriend. Oh, I see:)

Then, I finally met her in person when she visited UGM in the occasion of the Rector meeting with the US Ambassador and White House envoy to Indonesia. The meeting was uphold regarding the plan of Obama visit to Indonesia, in the month of March, including the plan to visit UGM.

I can see that H.E. Cameron Hume, US Ambassador to Indonesia is likely keen on visiting Yogyakarta and UGM, especially. This is the second visit of him. The first one is when the US Higher Educators visited Indonesia last November, if I am not mistaken. The purpose of all the meeting whether with US Higher Educators, US AMbassador, and White House envoy are basically the same. They want to strengthen the cooperation and relations with UGM, as one oldest and biggest university in Indonesia.

What I want to say in this post as you can read from the title, I was impressed with Bu Retno thought and principle that she shared in a small discussion with the Head of OIA, the Deputy of OIA, PCs, and friends. I got so many insights which was beneficial from my self-improvement. Her sentences that I remember the most are about :
First, we have to start knowing 'WHAT WE REALLY WANT'. We often reject things without understanding what we really want. I thought that's a typical of woman. I think. Hehe. Second is about INDONESIA, as a country with the largest moslem population in the world, Indonesia is famous of being a moderate contry. She underlined that, "If you see Indonesia, you see democracy, modernity, and gender empowerment".
That's being so unique about Indonesia.


image 1 : www.detiknews.com/images/content...rop2.jpg
image 2 : mystockvoice.files.wordpress.com