Thursday, November 25, 2010

Menyemai Harapan dan Keyakinan

[gambar dari sini]


dalam suatu segmen waktu..

aku kalut menjelang malam, dan tak tenang ketika pagi datang..
aku punya keyakinan, tapi lemah menghadapi bayangan
aku bersembunyi dalam alasan-alasan,
hingga tak berani menampakkan ketegasan..

aku terpaku, berselimut masa lalu yang syahdu
aku diam-diam mengintip, hingga layu dalam kelu.
kesia-siaan yang nyata, kerapuhan yang mendera
semoga segera berlalu berganti harapan,
dengan penuh keyakinan dan ketegasan

(kiki fauzia, november 2010)

parafrase curahan hati :

kawan, ternyata saya tidak sendiri. ternyata tertatih dan terjatuh ketika mencoba berlari adalah teramat menyenangkan. maka, tetaplah mempunyai keyakinan. itu pula yang coba diingatkan sahabat saya di suatu hari. ingat juga, tetaplah menguatkan hatimu bahwa ada teman-teman di sisimu. yakinlah, bahwa senyum mereka sangat berarti. penghargaan dan uluran tangan merekalah yang sedikit demi sedikit membuatmu bangkit kembali. maka, janganlah sedih, jika ada diantara kawan lain yang mengecewakanmu. mungkin, mereka belum mempunyai kesempatan untuk berbagi kasih sayang dan senyuman denganmu. dan tetaplah yakin, mungkin suatu saat nanti kesempatan itu tiba. maka, tetaplah kuat, dan tetaplah jadi diri sendiri.

pernahkah kawan, kamu bosan dengan hidupmu yas pas-pasan. hidup yang tidak menarik, dengan ritme yang monoton. sementara, kamu mengamati di sekitarmu, mereka bersorai dengan kegagahannya, dengan keberaniannya, dengan kesombongannya, dengan kekuatannya. dan kamu kebingungan, "dengan apakah saya akan bersorai?" kamu pun menciut dan mulai takut. tapi jangan, tetap tenanglah. syukuri jalan hidupmu. perhatikanlah, masing-masing mempunyai lintasan masing-masing. tapi jangan cukup di situ. saya juga baru tahu bahwa kita harus tegar untuk kuat. kita harus berontak untuk bangkit. tegarlah dengan terbiasa menghadapi kesulitan-kesulitan. bangkitlah untuk kebaikan dan kebenaran. dan masa depan yang memulaikan orang orang terkasihmu. berontaklah dengan semangat yang tetap tenang.

kawan, saya bersyukur melewati hari ini dengan suatu hasil yang tidak sia-sia. saya belajar bahwa saya tidak bisa berdiam diri, menunggu, dan akhirnya menyesali. saya harus bergerak. saya harus bertemu orang-orang. saya harus berani bersikap. saya harus tetap positif. saya harus belajar bahwa saya hanya aktor dari kehidupan. saya harus percaya diri, dan berperan sebaik-baiknya. dan yang paling saya syukuri, saya senang dekat sang sutradara kehidupan. jujur, saya teramat berusaha mendekatinya. saya berdoa semoga selalu didekatkan. karena saya merasakan kedamaian yang memompa semangat-semangat juang saya untuk selalu mempersembahkan yang terbaik, dalam upaya menjadi sebaik-sebaik manusia.

tuhan, saya meminta didekatkan denganmu selalu. berikanlah saya keyakinan bahwa saya layak memperjuangkan harapan-harapan saya. semoga tidak hanya semu. semoga berarti dan bermakna. semoga selalu lebih baik, lagi, dan lagi. semoga saya juga tidak buta dan tuli, dan berani menyuarakan sikap diri bahwa selalu ada hari esok. esok seusai esok. esok yang harus dipertanggungjawabkan. oh tuhan, saya semakin malu. jika saya hanya meminta. berbuat untuk meminta lagi. semoga ketulusan itu selalu mendasari. lillahi ta'ala.

gumaman tak bernyawa, dari seorang yang berusaha memberi nyawa pada keyakinan dan harapan. semoga tuhan mengabulkan. amiien

salam,

2 comments:

Maisya said...

kiki..i love your writing. aku jadi semakin semangat menyambut hari-hari ke depan.
keep inspiring, sister! ^^

M Nurul Ikhsan said...

wow...impressive
semoga sang sutradara terus membimbingmu kiki,