Alam mampu memberikan ketenangan dan jawaban atas retorika kehidupan, yang sesak oleh tanya dan ragu, serta dipenuhi hura-hura dan haru. Sebagai pecinta alam, atau orang yang ingin mencintai alam secara lebih nyata dan sederhana, menikmati alam merupakan sebuah kepuasan. Di sisi lain, teman, seperti halnya alam, mampu memberikan ketenangan dan jawaban pada zig-zag kehidupan. Kehadiran teman, layaknya candu dan madu yang bisa 'menyenangkan' dan juga mengobati. Kombinasi yang pas, antara alam dan teman menciptakan sensasi bak minum es lemon tea di kala dahaga siang menyerang.
Superb Saturday
Sabtu, 5 Mei 2012. Dengan tujuan bersenang-senang dan bermain bersama teman2, saya menyanggupi ajakan untuk melakukan wisata alam dan kuliner di Jogja. Saya bersama rombongan keluarga besar PCMIJogja, kurang lebih 5 orang, berkumpul di Mas Happy's
Agrapana Guest House. Sekitar jam 12 siang mobil berangkat dengan terlebih dulu menjemput Mbak Meta, dan putrinya, Vanya. Rencana awal 'piknik keluarga' hari itu adalah Gudeg Manggar di mBantul, Pantai Kuwaru Kulon Progo, dan hidangan seafood di sekitar pantai. Ternyata, perjalanan hari itu mengalami beberapa peyesuaian dan akhirnya kami berhasil menikmati Seafood Bu Purwo, Pantai Congots di Kulon Progo, Bakso di dekat Kantor Wali Kota, serta Wedang Ronde di samping Sekre Menwa, Bunderan UGM.
Perjalanan yang ditempuh selama berjam-jam terasa menyenangkan karena diselingi guyonan segar yang menghibur, dibingkai eksotisme suasana sudut Jogja yang lain, serta lukisan alam yang indah di sepanjang jalan; sawah, sungai, jembatan, dan
landscape yang jarang ditemui di perkotaan Jogja.
Tujuan pertama, Rumah Makan Seafood Bu Purwo yang terletak di Jalan (entah, saya kok lupa). Katanya seh rumah makan ini terkenal. Tapi kami satu-satunya pelanggan yang masuk ke RM. Suasana sangat sepi, seakan-akan rumah tak berpenghuni. Setelah masuk dan berkali-kali kulo nuwun, si empunya rumah, Bapak dan anak laki-lakinya keluar, tapi dengan ekspresi seolah-olah tidak mau melayani pelanggan. Cukup aneh seh. Rumah yang cukup besar itu terletak di tepi jalan raya, dan di depan sungai besar yang alirannya tenang. Awalnya, kami ingin makan lesehan di luar, di tepi sungai untuk menikmati suasana, tetapi ternyata banyak sekali ayam berkeliaran dan rupanya tidak ramah dengan tamu hari itu.
Kami pun tetap masuk dan duduk di dalam RM. Akhirnya keluarlah si Ibu pemilik ataupun koki RM tersebut. Sosok ibu, berusia sekitar 40-an yang cekatan dan punya inisiatif tinggi. Nampaknya pengalaman mengajarkannya untuk melayani tamu dengan gesit dan efisien. Good job, Ibu! :)) Kami memesan kepiting rebus, udang asam manis, dan ikan cakalang. Sedap sekali. Sambalnya pun seger dan enak. Yang jelas, saya sangat lapar saat itu.
Perjalanan berlanjut. Pemandangan semakin indah saja. Terbentang ladang dan padang rumput yang menghijau, bau laut semakin terasa, dan angin semakin memberontak kencang. Akhirnya kami memilih lokasi yang strategis untuk parkir. Dan, voila, kami berada di Pantai Congots. (
Saya heran, namanya kok tidak menarik dan tidak komersil ya. Hehe.) Yang istimewa dari pantai itu adalah pantainya tak berpengunjung, seolah-olah pantai pribadi, kawasannya bersih, dan ombaknya cukup besar.
Setelah cukup lama bermain-main dengan pasir, aneka pose foto, ditemani debur ombak dan semburat langit, kami meninggalkan pantai seketika matahari mulai tenggelam. Sunset tidak terlalu terlihat di sana. Namun petang tiba mengawal kami meninggalkan pantai. Iniliah beberapa pose andalan kami..
|
Yoga berjamaah di tepi laut |
|
Grup tari Saman dari Aceh |
|
bersama keponakan baru bermain pesawat2an |