Monday, June 28, 2010

Memoar Tertinggal di Blitar

Finally Home

I was still having dinner with my close friends at my friend’s room, when the driver called. Shocked. It was still an hour earlier than the usual time. So, I finished up my eating hastely, run out downstair to get my room, and asked the driver to wait for a while. I packed up abruptly, and grabbed my sweater before saying good bye to my room, ibu kost, and friends. The driver was squating in front of kost while holding his cell phone. I said sorry for waiting and he answered with such a nice smile. He also said sorry in return for not informing the time he will pick me up.

Seemingly the car looks different in my eyes. Much more better, elegant, and convenient. I occupied myself on seat 4. The seat is very cozy and didn’t make bottom burned out. Yes, it’s a new car, I just realized, convinced by the statement I heard from the driver. The driver also seems unfamiliar since I used to have a ride with that travel, and never met that face. Along the way, I really enjoy the music played in the car, Chrisye songs, which is very easy listening and drowned me to my dream.

And finally I am HOME
3.30 a.m. Aku sangat bahagia akhirya sampai juga di depan rumah. Udara dingin Blitar merasuk hingga ke tulang-tulangku. Tidak menyiksa, namun menyenangkan dan sangat menyegarkan. Sayangnya beberapa smsku belum dijawab oleh orang tua karena maklum jam segitu semua mata masih terlelap dalam nyenyak. Untungnya gerbang rumah terbuka, dan aku berdiri terpaku karena ternyata pintu rumah masih terkuci. Akhirnya, aku memutuskan untuk menelepon rumah. Alhasil, bapak membuka pintu dan mama menyambutku dengan dengan peluk hangat dan tawa ceria.

Beberapa kutipan yang membekas selama beberapa hari di rumah..

”Nduk kesempatan pulang ke rumah seperti ini harus kamu manfaatkan betul, mumpung kamu masih di dekat orang tua dan mudah izinnya, bayangkan nanti jika kamu udah kerja atau di tempat jauh”

”Nduk bapak mau mancing ikan di kolam rumah ini karena kamu pulang. Kalau tidak, siapa coba yang mau repot-repot mancing ikan dan mengolahnya sampai menjadi hidangan yang lezat. Semuanya demi menyenangkan anak”

”Mbak, met seneng2 di rumah yaa. Jangan lupa mama bapak dijaga dan rumahnya dibersihkan”

”Ya, seperti adikmu saja kalo pulang ke rumah bawa AlQuran sendiri, jadi tahu dimana batas mengajinya. Jadikan mengaji sebagai kebutuhan, setiap habis sholat kalo bisa diusahakan. Kalo tidak ya minimal sehari mengaji, yang penting istiqomah, rutin”

Rumah merupakan comfort zone
yang senantiasa mengilhami, dan menyisakan perenungan-perenungan spiritual yang menguatkan. Di dalamnya terdapat jiwa-jiwa tulus nan agung yang setia, membasahi relung kalbu yang mengering, menyapu kalut hati yang berserak, dan memayungi diri dari teriknya dunia dan kerasnya pergulatan keserakahan serigala-serigala bertopeng domba.

1 comment:

Wiwien said...

aku suka sarannya utk terus mengaji kiki :)