Thursday, May 31, 2012

Di Ufuk Keniscayaan


Memberikan waktu yang lebih lama pada kesedihan akan semakin memperperih luka. Itulah mengapa manusia memerlukan pengalihan rasa, dan juga semangat untuk move on. 

Rasa pedih datang ketika orang yang senantiasa kita rindukan kehadirannya tidak bisa lagi kita lihat, dengar, dan peluk. Rasanya seperti mimpi, ketika baru kemarin, aku masih memandangnya dengan penuh sayang, kagum, dan rasa haru yang begitu mendalam. Sosok yang selalu menjadi pemompa semangat keluarga, tempat tujuan ketika hari raya dan libur tiba, serta curahan hati dan teladan anak cucunya. Figur yang bersahaja namun selalu memberikan harapan. Dalam doa-doanya, aku merasakan kekuatan sebuah kepercayaan. 

Manusia, sejatinya hanya memiliki kehilangan. Serpihan kehidupan adalah fase pergantian antara kehilangan dan penemuan. Pergi, hilang, kembali, pertemuan, harapan, kesedihan, kegembiraan, perpisahan, kerinduan, hilang, berganti,...  Fase-fase yang selalu berputar dan mengilhami 'keabadian' perubahan.

Dalam khusuknya diam, doa-doa terselip untuk mereka yang telah tulus menyayangi dan ikhlas mendoakan, walau tanpa diketahui.

Angin berhembus perlahan, kemuning senja melintasi batas laut yang mempertegas garis alam. Antara siang dan malam, ada banyak alasan untuk melanjutkan kehidupan.

3 comments:

Ima Santika Jayati said...

"Manusia, sejatinya hanya memiliki kehilangan".

Mungkin dgn kata lain: Manusia tdk prnah benar2 kehilangan, krn manusia memang tdk prnah memiliki apa2... Hanya saja Dia mengajari manusia untuk "seolah2" memiliki sesuatu & menangisi hilangnya sesuatu.

Itu trjadi tentu bukan tanpa sebab. Krn d balik datang & perginya sesuatu, hikmahNya selalu menyertai. Mungkin rasa sedih krn dtinggalkan akan selalu ada. Bnyak orang bilang, "Ayolah move on, buat apa menangisi yg telah berlalu." Ya aku pikir tdk perlu "myembunyikan" rasa sedih kita spenuhnya. Jika memang tdk mampu, menangispun tdk masalah. Krn air mata itu adalah bukti bhwa sesuatu tsb prnah ada & dicintai. Air mata itu... semacam "catatan" sejarah yg nyata, penghargaan kpd mereka yg pernah ada.

Hmm.. hanya berbagi pndapat, mbk kiki! ^^

M Nurul Ikhsan Saleh said...

Mari lanjutkan kehidupan dengan lebih semangat dan penuh optimisme. Salam semangat buat Kiki

Kiki Fauzia said...

Terima kasih atas komen-nya yang luar biasa Ima dan Nurul :))